BNI Sekuritas nilai permintaan SBN berdenominasi rupiah akan meningkat


Jakarta (ANTARA) - Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Amir Dalimunthe menyampaikan permintaan terhadap instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah akan meningkat.

Kenaikan permintaan SBN berdenominasi rupiah itu seiring dengan penurunan 'yield' Obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury (UST)

“Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor, yaitu seri FR0094, FR0052, FR0068, FR0103, FR0079," ujar Amir di Jakarta, Rabu.

Amir menjelaskan kenaikan permintaan SBN berdenominasi rupiah ditopang oleh penurunan yield US Treasury (UST) 5 tahun yang turun sebesar 4 basis poin menjadi 4,04 persen, dan yield curve UST 10 tahun turun sebesar 8 basis poin menjadi 4,43 persen.

Selain itu, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia juga melanjutkan tren penurunan menjadi 80 basis poin atau 2 basis poin lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Selasa (27/05).

Berdasarkan data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), yield Surat Utang Negara (SUN) Benchmark 5 tahun (FR0104) naik sebesar 5 basis poin (bp) ke level 6,42 persen, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) naik sebesar 2 bp ke level 6,81 persen.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp28,5 triliun pada perdagangan Selasa (27/05) kemarin, atau lebih tinggi dari volume transaksi pada hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp22,3 triliun.

Instrumen FR0086 dan PBS003 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp4,4 triliun dan Rp3,9 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,8 triliun.

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu menunjukkan total incoming bid pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) mencapai Rp24,8 triliun pada perdagangan Selasa (27/05), atau lebih rendah dibandingkan lelang SBSN sebelumnya tanggal 14 Mei yang mencapai Rp27,3 triliun.

Dari ketujuh seri yang ditawarkan, pemerintah menetapkan total amount awarded sebesar Rp8 triliun, atau sesuai target indikatif.

 

 

 

 


Editor : Dirgantara