Analis pasar mata uang Lukman Leong menyatakan penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi berlanjutnya pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah masih bisa menguat pada, Jumat (3/5), terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring pasar menyambut positif pernyataan Gubernur bank sentral AS, Jerome Powell.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada, Jumat (3/5) menguat 108 poin atau 0,67 persen menjadi Rp16.077 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.185 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan pelaku pasar masih mencerna pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat/Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dini hari tadi seiring penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS, yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada, Kamis (2/5), menguat 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.225 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.259 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan, Selasa (30/4), turun di tengah pasar menantikan arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) melalui hasil rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) pada pekan ini.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada, Senin (30/4), tergelincir 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.270 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.255 per dolar AS.