Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Melandai , BRI Optimistis Ekonomi Mulai Pulih


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan jumlah restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 terus menurun sehingga menjadi sinyal pemulihan ekonomi nasional.

Hingga akhir Juni 2021 tercatat restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 di BRI telah mencapai sebesar Rp175,2 triliun atau turun sebesar Rp56,53 triliun.

“Sampai Juni, kita sudah on track. Total restrukturisasi COVID-19 kita sudah turun kurang lebih Rp56,53 triliun dari akumulasi total loan restructure COVID-19 BRI senilai Rp231,5 triliun. Di posisi Juni 2021 itu porsinya tinggal Rp175,2 triliun. Jadi, ada penurunan sebesar Rp56,53 triliun yang sebagian besar berasal karena adanya pembayaran,” kata Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto dalam keterangannya, Kamis (12/8).

Agus menilai perkembangan ini membuat BRI semakin optimistis ke depannya.

“Jadi, perkembangan ini sudah sangat baik karena kita bisa menurunkan kurang lebih sebesar lebih dari 20% dari total outstanding akumulasi restrukturisasi kita sampai dengan Juni. Kalau kedepan mudah-mudahan ini bisa terus kita turunkan posisinya dengan lebih agresif lagi,” terangnya.

Keberhasilan BRI dalam mengelola kualitas kredit yang disalurkan juga tercermin dari rasio NPL, yakni sebesar 3,3% pada akhir Juni 2021. Untuk meminimalir risiko NPL tersebut, BRI juga menyiapkan cadangan atau NPL Coverage di kisaran 254,84% sehingga cadangannya dapat meng-cover 2,5 kali dari jumlah NPL.

“Pencadangan yang ditetapkan ini dialokasikan dengan mempertimbangkan kondisi restrukturisasi BRI saat ini. Karena memang kita masih menghadapi restrukturisasi meskipun jumlahnya sudah semakin menurun,” ujarnya.


Editor : Irwen