Kenaikan Harga Komoditas Bakal Dorong Permintaan Perumahan


Jakarta - Kenaikan harga komoditas dipicu kondisi global dapat dimanfaatkan dengan menghimpun pendanaan murah dari pasar modal untuk mendukung penyediaan rumah rakyat dan menjaga mesin ekonomi terus bertumbuh, seiring sektor perumahan diproyeksi ikut terdongkrak dengan kenaikan harga komoditas saat ini.

Direktur Finance PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nofry Rony Poetra mengatakan berkaca dari fenomena boom commodity pada 2012-2013, harga rumah ikut mengalami kenaikan pertumbuhan di periode yang sama.

Kenaikan harga tersebut merupakan cerminan dari tingginya permintaan akan rumah, di mana peningkatan harga rumah pada era boom commodity tersebut juga terpantau dari pertumbuhan indeks saham properti.

“Pergerakan positif di sektor perumahan termasuk saham properti ini menjadi peluang bagi BTN untuk menghimpun dana murah dari pasar modal guna menggarap peluang besar dari sektor perumahan,” dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (15/7).

Menurut Nofry, sektor perumahan juga dapat menjadi mesin untuk menjaga kelangsungan dampak ekonomi dari kenaikan harga komoditas. Pasalnya, aliran capital inflow ke sektor perumahan dapat berdampak ganda bagi 174 sub-sektor lainnya.

Selain itu, sektor perumahan juga menggunakan 90% bahan baku lokal sehingga dapat mendongkrak ekonomi dalam negeri.

Di sisi lain, angka kebutuhan perumahan di Indonesia masih tinggi. Kementerian PUPR menyebutkan angka backlog rumah berdasarkan kepemilikan mencapai 12,7 juta unit.

Adapun, pada tahun ini BTN menunggu lampu hijau pemerintah untuk menggelar rights issue guna mendukung perumahan nasional.

“Kami pernah menerbitkan junior global bond hingga over permintaan mencapai 12 kali, sehingga optimis mendapatkan pendanaan murah dari publik. Melalui perhitungan BTN, usai rights issue perseroan bisa menyalurkan pembiayaan hingga 300 ribu unit rumah,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Surnasip menuturkan upaya untuk menggarap peluang akselerasi sektor perumahan melalui pencarian pendanaan murah juga dapat ikut memperkuat nilai tukar Rupiah. Sebab, langkah tersebut dapat menjadi instrumen untuk menarik investor asing.

Dengan pemupukan pendanaan murah, juga dapat menjaga agar bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap terjangkau.

“Pendanaan murah dari pasar modal dapat memperkuat struktur pendanaan yang lebih murah untuk pembiayaan perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” terangnya.

Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Thasya Pauline mengungkapkan pemerintah telah menggelontorkan berbagai insentif baik fiskal maupun moneter untuk mendukung sektor perumahan pada 2022. Dampaknya, kredit properti juga ikut mengalami tren peningkatan pada Maret 2022.

“Dukungan terhadap sektor perumahan terus dilakukan dan dengan berbagai insentif tersebut tentunya dapat mengoptimalisasi pertumbuhan sektor perumahan nasional,” ujarnya.


Penulis : Irwen