Industri logam dasar topang pertumbuhan sektor manufaktur


Jakarta - Industri logam dasar merupakan penopang utama sektor industri dengan pertumbuhan sebesar 10,86 persen pada triwulan III tahun 2023.

“Pada 2020, di tengah puncak pandemi Covid-19, industri logam dasar tetap tumbuh sebesar 5,87 persen. Pada 2021, saat masa pemulihan dari dampak Covid-19, pertumbuhannya meningkat menjadi 15,79 persen, dan di 2022, industri ini masih mencatat tumbuh 14,80 persen,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier akhir pekan.

Menurut Taufiek, pertumbuhan yang signifikan juga tercermin dalam produksi crude steel Indonesia, yang mencapai 15,6 juta ton pada 2022, menandakan langkah besar dalam memajukan industri baja nasional.

“Capaian ini memperkuat posisi Indonesia di tingkat global, naik 13 peringkat dari peringkat ke-28 menjadi peringkat ke-15 dalam produksi baja dunia,” ujarnya.

Direktur Impor Kementerian Perdagangan Arif Sulistiyo mengungkapkan, industri besi baja menempati urutan keempat dari data ekspor non migas tertinggi hingga September 2023.

“Di sisi lain untuk mendorong pengembangan dan peningkatan daya saing industri baja nasional, pemerintah melakukan pengetatan impor besi baja. Sehingga dapat meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan mendukung kemudahan investasi pengolahan industri besi dan baja,” kata dia.

Chairman IISIA Purwono Widodo menambahkan, dengan banyaknya pengunjung yang menghadiri The Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2023 yang bertujuan mengenalkan industri baja kepada masyarakat luas dapat tercapai.


Penulis : Indra

Editor : Irwen