Astra International Masih Hati-Hati


PT Astra International Tbk (ASII) mendapatkan angin segar dari pemulihan ekonomi, penerapan insentif pajak pembelian mobil, dan penguatan bisnis anak usaha.

Namun, perseroan masih menghadapi kehati-hatian, terutama di bisnis otomotif tahun ini.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Stefanus Darmagiri mengatakan, meski ekonomi nasional diperkirakan mulai pulih dan semakin banyak jumlah penduduk yang mendapatkan vaksin Covid-19, prospek bisnis perseroan diperkirakan tetapdalam kehati-hatian tahun ini. Guna mendukung pertumbuhan di tengah kehati-hatian ini, perseroan memang sedang menjajaki peluang baru, khususnya bisnis digital.

“Kehati-hatian pertumbuhan bisnis Astra International tahun ini mendorong kami untuk memangkas turun target harga saham ASII dari Rp7.800 menjadi Rp7.500 dengan rekomendasi dipertahankan beli. Target harga ini juga mempertimbangkan penurunan target harga saham PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi Rp 31.000,” kata Stefanus dalam risetnya.

Terkait dampak kebijakan pemerintah yang membebaskan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk mobil berkapasitas mesin di bawah 1.500 cc sepanjang Maret 2020, menurut Stefanus, belum bisa diprediksi pasti dampaknya terhadap penjualan otomotif perseroan.

“Sebelumnya, Gaikindo telah merevisi naik target penjualan mobil nasional menjadi 750 ribu unit tahun 2021 atau bertambah 80 ribu unit dari perkiraan semula,” paparnya.

Meski terbuka peluang peningkatan permintaan mobil setelah kebijakan insentif pajak, Astra International diprediksi menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan pasar akibat kekurangan pasokan bahan baku dari prinsipal, menyusul kekurangan semikonduktor.

Toyota dan Daihatsu memang sedang mencari sumber semikonduktor lain untuk mengatasi kekurangan pasokan tersebut.

“Kami memperkirakan masalah tersebut bisa berimbas terhadap produksi mobil perseroan pada kuartal II-2021, khususnya menjelang puasa dan Lebaran. Oleh karena itu, kami mempertahankan asumsi penjualan mobil nasional sebanyak 780 ribu unit tahun ini atau melonjak 46,5% dari perolehan tahun 2020,” tutur Stefanus.


Penulis : Indra

Editor : Irwen