Produk Palemcraft Kinclong Ditengah Pandemi


Masa pandemi COVID-19 tidak menyurutkan langkah pelaku UMKM asal Yogyakarta, Palemcraft untuk terus melakukan ekspansi ke pasar internasional, bahkan produk home decor tersebut mampu memperoleh banyak pasar baru di luar negeri.

“Selama masa pandemi COVID-19 ini, kami justru memperoleh banyak pangsa pasar baru seperti ke Korea Selatan, Israel, Maldives, dan Amerika Serikat,” kata Pemilik Palemcraft Deddy Effendi di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, pasar baru tersebut semakin menggenapi pencapaian Palemcraft yang sebelumnya juga sudah mengekspor produk home decor yang menggunakan bahan-bahan alam tersebut ke sejumlah negara di Eropa sepertti Spanyol, Prancis, Belgia, bahkan ke Turki dan Dubai Uni Emirat Arab.

Strategi pemasaran dengan memanfaatkan media sosial dipilih sebagai salah satu cara yang dinilai cukup efektif untuk menjaring pembeli internasional sehingga pesanan pun banyak berdatangan dari luar negeri.

“Pembeli dari Israel bahkan sudah melakukan ‘repeat order’. Kepercayaan inilah yang harus dipertahankan dengan memastikan kualitas tiap produk terjaga hingga ke tangan konsumen,” terangnya.

Meskipun diminati pasar di luar negeri, produk asli dalam negeri ini justru belum banyak menarik minat konsumen lokal. Terlebih di masa pandemi seperti saat ini karena masyarakat lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan primer dibanding kebutuhan sekunder apalagi tersier.

“Pasar dalam negeri baru mencapai satu persen dari total penjualan. Itupun lebih banyak diserap oleh perusahaan misalnya untuk kebutuhan hotel dan resort. Belum sampai ke kebutuhan rumah pribadi,” terangnya.

Meskipun demikian, ia meyakini, peluang untuk merebut pasar di dalam negeri tetap bisa ditingkatkan terlebih saat ini sudah banyak masyarakat yang memiliki ketertarikan menata rumah sehingga membutuhkan berbagai produk dekorasi interior.

“Kami tetap harus optimis serapan pasar lokal bisa meningkat hingga 10 persen. Belum bisa terlalu muluk-muluk karena biasanya konsumen dalam negeri lebih mementingkan harga murah dibanding kualitas. Ini berbanding terbalik dengan konsumen di luar negeri,” ujarnya. (ANT)


Penulis : Irwen