IMQ, Jakarta —
Pengembangan di sektor perumahan tercatat memiliki dampak berlipat ganda bagi 174 sektor ekonomi lainnya atau setara Rp48,8 triliun.
Plt Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu mengatakan ekspansi di sektor perumahan memiliki dampak besar bagi perekonomian nasional.
"Perumahan merupakan sektor yang dapat meningkatkan lapangan kerja karena untuk setiap rumah yang dibangun setidaknya membutuhkan sekitar 5 pekerja," katanya di Jakarta, Senin (8/3).
Lebih lanjut, produksi dan perdagangan nasional dapat terdongkrak karena 90% bahan bangunan untuk mendirikan rumah merupakan produk lokal. Belum lagi dari setiap unit rumah yang terjual, pemerintah mendapatkan penerimaan negara dalam bentuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea Balik Nama (BBN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
"Contoh nyata saja, setiap ada perumahan baru, pasti ada aktifitas ekonomi baru seperti warung, ojek, atau rumah makan. Dari kajian internal kami, sektor perumahan ini bisa berdampak pada 174 sektor lainnya yang bernilai hingga Rp48,8 triliun," ungkapnya.
Menurut Nixon, ada 5 sektor yang merasakan dorongan terbesar dari ekspansi sektor perumahan diantaranya sektor perdagangan, jasa real estate, perdagangan mobil dan motor, jasa pendidikan pemerintah dan keuangan perbankan.
"Dengan dampak berlipat ganda tersebut, peningkatan pada sektor lain juga dapat membantu mendongrak Produk Domestik Bruto (PDB) nasional," urainya.
Adapun hingga 31 Desember 2020, Bank BTN tercatat menyalurkan 90,26% kreditnya ke sektor perumahan atau setara Rp234,78 triliun, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp229,52 triliun.
