IMQ, Jakarta —
Kawasan Industri Jababeka merupakan kawasan industri yang terletak di Koridor Timur Jakarta dan telah menjadi kawasan industri yang mature.
Lebih dari 2000 perusahaan multinasional maupun nasional dari 30 negara telah bergabung kekawasan industri yang berusia lebih dari 31 tahun. Hal itu bisa terjadi karena pelayanan bantuan perizinan yang bernama J-FAST (Jababeka Focus to accelerate services tenant).
Kehadiran J-FAST mampu memudahkan investor yang ingin pabriknya cepat beroperasi tanpa harus dipusingkan proses perizinan, baik izin mendirikan bangunan, izin usaha, izin mendirikan perusahaan sampai izin lingkungan.
Selain itu, Kawasan Industri Jababeka memiliki infrastruktur yang lengkap sehingga mampu menopang berbagai kegiatan industri. Mulai dari pembangkit listrik mandiri, Waste Water Treatment Plant&Water Treatment Plant, Cikarang Dry Port sebagai pusat solusi logistik, jaringan fiber optic berkecepatan tinggi, sistem keamanan 24 jam, hingga Heli Commuter.
Direktur PT Infrastruktur Cakrawala Telekomunikasi (ICTel), Muhammad Ayub Arwin mengatakan, jaringan telekomunikasi fiber optik yang merupakan infrastruktur dasar industri 4.0 sudah tersebar di hampir semua kawasan Jababeka seluas 5600 hektar. Sehingga di mana pun pabrik baru akan dibangun, layanan internet sudah bisa didapat.
"Selain itu, kami juga telah menyediakan end to end IOT solution. Mulai dari aplikasi absen, payroll, HR (human resources), dan proses produksi," katanya di Jakarta, Senin (1/3).
Kemudian ICTel, salah satu anak usaha dari Jababeka Group – memiliki aplikasi layanan sosial, J-Smart. Dengan aplikasi ini, para tenant dan masyarakat setempat lebih mudah mengadukan keluhan, mendapatkan layanan dan berkomunikasi langsung antara tenant dengan pengelola atau pihak lain.
"Bahkan disana, user juga bisa memantau progres pekerjaan dan evaluasi kerja di aplikasi tersebut," papar Ayub.
Sedangkan General Manager Kawasan Industri Jababeka, Rudy Subrata menilai,Kawasan Industri Jababeka sudah siap menerima perusahaan dari berbagai sektor industri dan semua skala bagi yang ingin menerapkan industri 4.0. Selain itu juga, Kawasan Industri Jababeka juga terbuka bagi perusahaan startup yang saat ini sudah banyak perusahaan startup melakukan relokasi usahanya ke Kawasan Industri Jababeka.
"Hal itu bisa terjadi karena fenomena cross border market, yaitu perpindahan industri startup dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Jawa Barat, khususnya ke Kawasan Industri Jababeka. Sementara industri padat karya yang tadinya beroperasi di Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah," ujarnya.
Dengan kehadiran fablab, adalah bukti keseriusan untuk memenuhi kebutuhan para perusahaan startup yang ada di Jababeka, dan membangun ekosistem industry 4.0 terbesar dan terbaik di Indonesia.
