IMQ, Jakarta —
Bank Indonesia memproyeksikan secara tahunan kinerja penjualan eceran Desember 2020 masih dalam fase kontraksi dengan pertumbuhan Indeks Penjualan Ril (IPR) sebesar -20,7% (yoy).
BI dalam laporannnya, Selasa (12/1), pada Desember 2020, kinerja penjualan eceran secara bulanan diperkirakan meningkat sebesar 2,9% (mtm), didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru.
Seluruh kelompok diprakirakan bertumbuah positif, terutama pada kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.
Sementara, penjualan eceran secara bulanan yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2020 yang tumbuh -1,2% (mtm), membaik dari -5,3% (mtm) pada Oktober 2020.
Perbaikan terjadi pada sebagian besar kelompok barang, dengan penjualan Sandang, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Suku Cadang dan Aksesoris tumbuh positif.
Secara tahunan, kinerja penjualan eceran periode November 2020 mengalami kontraksi dengan pertumbuhan IPR sebesar -16,3% (yoy), sedikit lebih dalam dari -14,9% (yoy) pada bulan sebelumnya, terutama dipengaruhi oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya.
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan mendatang (Februari 2021) diramal meningkat, sementara pada 6 bulan mendatang (Mei 2021) menurun. Indikasi peningkatan harga pada Februari 2021 tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 150,4, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 139,8.
Peningkatan harga diperkirakan dipengaruhi perayaan keagamaan dan gangguan distribusi akibat cuaca yang kurang mendukung.
Sementara itu, IEH 6 bulan yang akan datang sebesar 161,7 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 163,9 sejalan dengan pasokan yang relatif terjaga saat momen Ramadan dan Idulfitri didukung oleh distribusi yang lancar.
