IMQ, Jakarta —
PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE), mendukung langkah pemerintah Indonesia membangun industri baterai mobil listrik di dalam negeri.
Direktur Utama Trinitan Metals and Minerals, Petrus Tjandra mengatakan, bangsa Indonesia memiliki modal utama untuk tampil sebagai produsen baterai mobil listrik berkat keberadaan sumber daya nikel terbesar di dunia dalam bentuk bijih nikel laterit yang seyogianya juga didukung oleh teknologi pengolahan bijih nikel untuk meningkatkan nilai tambah bijih nikel laterit di dalam negeri.
"Kami tidak setuju jika Indonesia dikatakan hanya punya bahan bakunya saja, namun belum memiliki teknologinya. Ini karena PURE sudah mengembangkan teknologi hidrometalurgi Step Temperature Acid Leach (STAL)," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/1).
Untuk diketahui, teknologi STAL merupakan salah satu teknologi pengolahan bijih nikel dan kobalt berbasis hidrometalurgi yang pertama kali dikembangkan di Indonesia oleh PURE.
Teknologi ini diklaim mampu melakukan konversi bijih nikel laterit berkadar rendah menjadi Pregnant Leach Solution (PLS) dalam waktu 4 jam yang kemudian dapat diolah ke produk lanjutannya seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) atau Mixed Sulphide Precipitate (MSP), maupun nikel murni atau Ni/Co sulfate.
Lebih lanjut, teknologi STAL merupakan hasil kerja keras dan investasi teknologi yang dilakukan PURE pada tahun 2020.
"Saya pribadi mengucapkan terima kasih untuk kerja keras Manajemen PURE yang lalu (sebelum RUPST tanggal 19 Agustus 2020), karena telah berjuang sekuat tenaga agar dapat berinvestasi dalam teknologi STAL. Kami bersyukur dan berharap bahwa kerja keras dan investasi teknologi yang telah dilakukan tersebut dapat bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia," papar Petrus.
