IMQ, Jakarta —
Fenomena La Nina yang diperkirakan pada kuartal IV tahun ini bakal menurunkan produksi minyak nabati dunia, bisa berdampak positif terhadap kenaikan harga jual minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan menjadi sentimen positif terhadap kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk tahun ini.
Analis Samuel Sekuritas, Yosua Zisokhi mengungkapkan, ekspektasi cuaca yang lebih baik serta mulai pulihnya harga jual CPO sejalan dengan perkiraan pertumbuhan volume permintaan akan menjadi faktor penguat kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada semester II tahun ini.
"Faktor tersebut mendorong kami untuk merekomendasikan beli saham AALI dengan target harga Rp 11.100. Target harga tersebut merefleksikan EV/ EBITDA mencapai 8,4 kali pada tahun depan," kata Yosua dalam risetnya.
Menurut Yosua, ekspektasi mulai pulihnya aktivitas ekonomi di berbagai negara secara langsung akan berimbas positif terhadap permintaan minyak nabati global.
"Kondisi ini diharapkan mendorong harga CPO ke level 2.400 ringgit Malaysia per ton pda semester II tahun ini," paparnya.
Peningkatan tersebut membuat rata-rata harga jual CPO perseroan tahun ini bisa mencapai Rp 7.000 per kilogram atau setara dengan kenaikan 11,1% dari perolehan periode sama tahun lalu.
Sedangkan volume penjualan CPO Astra Agro diharapkan mencapai 1,62 juta ton tahun ini, dengan rata-rata harga jual diproyeksikan naik dari Rp 6.291 menjadi Rp 6.990 pada 2020. Untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diharapkan mencapai Rp 15.000 tahun ini dibandingkan tahun lalu mencapai Rp 14.114.
Proyeksi kenaikan rata-rata harga jual tersebut berpotensi mengangkat margin keuntungan bersih Astra Agro, sehingga berdampak pada peningkatan laba bersih. Ekspektasi pertumbuhan laba bersih tersebut akan didukung oleh upaya perseroan untuk selalu menekan biaya.
Target harga saham AALI sebesar Rp 11.100 telah mempertimbangkan ekspektasi kenaikan laba bersih perseroan menjadi Rp 642 miliar tahun ini dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp 211 miliar.
