IMQ, Jakarta —
PT Sarimelati Kencana Tbk. tengah mengembangkan rencana ekspansi dengan merambah ke daerah-daerah baru, terutama di luar Pulau Jawa.
Perusahaan dengan kode emiten PZZA melihat potensi besar di sejumlah area baru. Pengelola restoran Pizza Hut ini telah mengantongi beberapa kota yang menjadi kandidat untuk ekspansi di tahun depan.
Salah satu yang bakal menjadi fokus perseroan, yakni memperbesar pasar di Luar Jawa, terutama wilayah timur. Perseroan belum lama ini membuka outlet baru di Tarakan, Sorong, Purwakarta, dan Dumai.
Hingga September 2019, wilayah Jakarta dan Jawa Bali masih memberikan kontributor terbesar terhadap penjualan. Penjualan di wilayah Jakarta mencapai Rp1,23 triliun atau tumbuh 10%, dan Jawa Bali sebesar Rp893,4 miliar atau tumbuh 16,77%.
Meski demikian, pertumbuhan di wilayah Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan wilayah timur tidak kalah pesat. Pertumbuhan penjualan tertinggi tercatat di wilayah Sumatra yakni 20,94% secara tahunan menjadi Rp401,3 miliar, diikuti Kalimantan yang tumbuh 17,95% secara tahunan menjadi Rp170,41 miliar.
Begitu pula, wilayah timur meski baru berkontribusi 1,76%, penjualannya tercatat tumbuh di level 16,83%. Adapun, penjualan di Sulawesi tercatat tumbuh 12,38% menjadi Rp193,64 miliar.
Dengan merek Pizza Hut yang sudah kuat dan akses yang lebih mudah, perseroan meyakini mampu memperbesar pasar di area-area baru ini.
Perseroan optimistis dapat mencapai pertumbuhan penjualan sebesar 13% hingga 15% secara tahunan dan margin laba bersih 4% sampai 5%. Penjualan pada kuartal IV ini bakal didorong oleh momentum liburan akhir tahun.
Sedangkan analis Senior Anugerah Sekuritas Indonesia, Bertoni Rio, mengatakan pembukaan outlet di tempat strategis menjadi salah satu ekspansi yang menguntungkan bagi PZZA.
Tapi Bertoni juga menganjurkan agar PZZA melakukan ekspansi ke digital yang siap antar.
"Jemput bola di tempat strategis berpotensi mendorong pendapatan mereka naik 5% hingga 10% per tahunnya," katanya dalam risetnya.
Dari sisi saham ia merekomendasi PZZA untuk investasi di jangka panjang dengan mempertimbangkan pergerakan sahamnya tidak terlalu fluktuatif dengan diikuti volume transaksinya yang relatif tipis.
"Saham-saham jasa restoran layak dikoleksi jangka panjang, namun kurang menarik untuk trading jangka pendek," ujar Bertoni.
Maka Bertoni merekomendasikan untuk koleksi saham PZZA dengan target harga di level Rp 1.300 per saham.
