IMQ, Jakarta —
PT Djakarta Lloyd (Persero) berencana menawarkan saham perdana maksimal sekitar 30% dalam waktu 2-3 tahun mendatang.
"Rencana IPO ini ada di Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Saat ini, (RJPP) lagi kita purpose ke Kementerian BUMN, juga sudah sounding soal IPO dan mereka minta kita kaji lebih dalam lagi," ujar Direktur Utama Suyoto, Kamis (29/8).
Menurut Suyoto, penggunaan dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja perusahaan, yakni menambah jumlah kapal. Saat ini, Djakarta Lloyd mempunyai 10 kapal, terdiri dari 5 kapal milik sendiri dan 5 kapal sewa jenis bulker.
"Dua kapal bulker jenis supra max kapasitas 55.000 dwt, 1 kapal harbour tug berkapasitas 3.500 dwt yang saat ini dikontrak oleh KPC, serta dua kapal tug and bar (tongkang) yang kita gunakan sebagai supporting transit shipping bisnis perusahaan," paparnya.
Djakarta Lloyd juga tengah membangun dua kapal tanker untuk kebutuhan PT Pertamina (Persero) berkapasitas 6.500 dwt yang berlokasi di Dok Perkapalan Surabaya dan PT Batamec. Ia menghitung dua kapal ini membutuhkan dana sekitar Rp500 miliar.
"Pendanaan kapal yang dibangun di DPS dibantu oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp206 miliar, sedangkan di Batamec melalui penerbitan MTN sekitar Rp200 miliar," terangnya.
Oleh sebab itu, perseroan akan menerbitkan MTN sebesar Rp200 miliar sekitar Oktober-November ini. Perseroan juga telah mendapatkan rating dari Pefindo, yakni 'AA'.
"Total kebutuhan pendanaan (MTN) sebesar Rp600 miliar, yang akan kita terbitkan secara bertahap. MTN kedua akan kita terbitkan jika kita menang tender pengangkutan LNG yang diselenggarakan oleh Pelindo dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk," tegasnya.
Hingga 2022, perseroan berencana membangun dua kapal tanker dan 1 kapal untuk angkutan LNG.
