IMQ, Jakarta —
PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) mencatat penurunan laba bersih pada paruh pertama tahun ini sekitar 13,6% menjadi Rp1,162 triliun, dibandingkan periode serupa tahun lalu Rp1,345 triliun.
Rendahnya capaian laba bersih dipicu oleh melemahnya pertumbuhan rata-rata penjualan di tiap toko atau same store sales growth (SSSG) menjadi 0,6% hingga periode yang berakhir Juni 2019, dari kurun waktu serupa tahun lalu mencapi 4,6%.
Kendati demikian, perseroan masih mampu meningkatkan penjualan walau tipis sekitar 0,6% atau menjadi Rp5,950 triliun.
Richard Gibson, CEO dan Wakil Presiden Direktur mengatakan, meskipun lingkungan ritel semakin kompetitif, yang didorong oleh promosi para pemain market-place online, namun perseroan terus melihat bisnis yang dijalankan perusahaan tumbuh di seluruh Indonesia.
“Ini adalah bukti kekuatan merek Matahari. Kedepannya, kombinasi investasi dan peningkatan pada penawaran barang dagangan kami, dan analisa kampanye pemasaran yang lebih terarah akan memberikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan kami di masa depan,” ujar Gibson melalui keterangan resmi, Selasa (30/7).
Saat ini, Matahari mengoperasikan 162 gerai di 75 kota di seluruh Indonesia, setelah membuka 1 gerai format besar baru di Bandung (Jawa Barat) dan 2 gerai specialty stores di Surabaya (Jawa Timur) dan Cibubur (Jawa Barat).
“Kami mengantisipasi pembukaan 2 hingga 3 gerai format besar,” sambungnya.
Pada 29 Mei 2019, Matahari telah melakukan pembayaran dividen final untuk tahun buku 2018 sebesar Rp933,6 miliar atau sebesar Rp333,2 per saham, setara dengan 85% dari laba bersih 2018 Matahari (50% dari laba bersih sebelum penurunan nilai).
