IMQ, Jakarta —
Lalu, bagaimana prospek BBTN kedepannya? Kata kunci untuk BBTN adalah terkait kelanjutan program sejuta rumah.
Pengamat pasar modal Teguh Hidayat menyatakan, meskipun judul programnya ‘sejuta rumah’, namun jumlah unit rumah yang sejatinya dibangun sejak 2015 hanya di kisaran 400 – 500 ribu unit saja. Tetapi angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun, dan baru benar-benar tembus 1 juta unit pada 2018.
Pada tahun ini, pemerintah melalui Kementerian PUPR mentargetkan membangun 1,25 juta unit rumah, dan jika itu terealisasi maka BBTN bakal ‘jackpot’ lagi.
“Yep, jadi bisa dibilang bahwa peningkatan laba yang dialami BBTN dalam beberapa tahun ini baru permulaan, karena faktanya di Indonesia yang sangat besar, ada jutaan penduduk yang butuh tempat tinggal baru setiap tahunnya, dan untungnya pemerintah mampu untuk komitmen melaksanakan program sejuta rumah ini,” ujar Teguh.
Kemudian, diluar program pemerintah yang telah disebutkan, industri properti di Tanah Air berpeluang untuk kembali melaju pada tahun ini, atau di 2020 dimana pada saat ini semua faktor mendukung untuk pulihnya sektor properti.
Misalkan, pengaturan peraturan LTV (loan to value), termasuk ada wacana DP 0%, suku bunga BI yang relatif rendah, pertumbuhan ekonomi stabil, hingga pelaksanaan Pemilu yang berjalan aman dan damai.
“Sebenarnya, lesunya sektor properti sejak 2013 lalu menjadi berkepanjangan salah satunya karena konsumen masih wait and see terkait pemilu dan pilpres kemarin. Tapi, untungnya semuanya aman-aman saja, sehingga selanjutnya cuma soal waktu saja sebelum industri properti akan kembali pulih, dan BBTN terutama akan kembali diuntungkan,” jelasnya.
Jadi, Teguh bilang, bila anda yang ketinggalan kereta mengoleksi saham big four, tetapi juga tidak mau investasi di saham bank kecil yang tidak jelas, maka anda dapat memilikk punya BBTN. Dalam hal ini, BBTN tidak hanya memenuhi kaidah value investing (best price-nya sekitar Rp2.200, tapi BBTN hanya bisa mencapainya jika kalau IHSG turun), tapi BBTN juga menawarkan peluang pertumbuhan yang signifikan di masa depan.
“Sehingga bisa disebut sebagai growth investing stock juga. Dan, jika program sejuta rumah ini terus dilanjut, katakanlah sampai 5 tahun kedepan, sementara industri properti juga beneran pulih, dan BBTN juga konsisten labanya naik terus selama 5 tahun tersebut, maka pada saat itulah investor akan mulai menghargai sahamnya pada valuasi yang lebih tinggi, minimal PBV 1.5 – 2.0 kali,” urai dia.
Al hasil, kenaikan sahamnya juga akan sangat signifikan, minimal 100% dalam kurun waktu 5 tahun tersebut, belum termasuk dividen.
“Sudah tentu, soal sahamnya mau naik sampai berapa itu tentu kita tidak tahu, tapi yang jelas untuk saat ini BBTN murah, kinerjanya bagus, dan prospeknya juga cerah,” ujarnya.
