IMQ, Jakarta —
LQ45 akan menggunakan sistem free float secara penuh di Agustus. Hal ini akan membuat bobot PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik menjadi 1,9% dan menjadi lebih tinggi dari bobot PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sekitar 1,3%.
Periset Samuel Sekuritas Albertha Palma memgatakan, perhitungan LQ45 saat ini masih memperhitungkan 40% non free float pada perhitungan kapitalisasi pasar. Namun, bobot non free float tersebut akan menjadi nol pada Agustus 2019, dan hanya akan memperhitungkan bobot free floatnya saja.
“INDF dengan free float 50% termasuk yang diuntungkan oleh sistem perhitungan ini, sehingga bobotnya di LQ45 akan naik,” kata Albertha melalui risetnya dikutip Senin (15/7).
Bobot INDF di LQ45 sebelum ada sistem ini sebelum Februari, berada di level 1,4%, lebih rendah dari ICBP (free float 19,5%) yang memiliki bobot 2,39%. Namun, saat ini bobot INDF naik ke 1,58% dan ICBP turun ke 1,99%. Pada Agustus, bobot INDF akan kembali naik menjadi 1,9% dan menjadi lebih tinggi dari ICBP (1,27%).
Penjualan INDF pada kuartal I 2019 naik 8,7% yoy, ditopang oleh Bogasari yang penjualannya tumbuh 17,2% dengan EBIT menguat 48,2% yoy dan penjualan ICBP naik 13,4% dengan EBIT tumbuh 15,8% yoy. Penjualan Bogasari dan ICBP masing-masing mencapai 29,9% dan 56,5% dari total penjualan INDF.
Sedangkan, sektor agribisnis dan distribusi menjadi faktor pemberat, dimana agribisnis yang penjualannya naik tipis 2,7% yoy, EBITnya turun tajam sekitar 68,2% yoy. EBIT marjin agribisnis juga melemah 760bps menjadi 3,4% pada periode tersebut dari 11% pada kuartal serupa tahun lalu.
Disisi lain, pendapatan dari distribusi walaupun turun tajam sekitar 30,5% yoy, namun EBITnya masih tumbuh sebesar 44% yoy. Hal ini ditopang oleh kenaikan EBIT marjin yang tajam sebesar 300bps dari 2,7% menjadi 5,7%.
Rencananya, INDF meningkatkan kepemilikannya di Indofood Agri Resources Ltd (IFAR) yang berbasis di Singapura. IFAR merupakan holding dari bisnis perkebunan INDF yang membawahi SIMP dan LSIP.
Per Maret 2019, INDF tercatat memiliki 62,8% saham IFAR dan INDF ingin menawar sisa sahamnya melalui penawaran tender. Namun hingga akhir masa penawaran tender, syarat penawaran tidak terpenuhi sehingga INDF mengembalikan seluruh saham dari pemegang saham lama yang berminat ikut penawaran tender.
Namun kemudian, INDF menambah sahamnya di IFAR lewat pasar reguler. Per 5 Juli, kepemilikannya naik menjadi 1,1 miliar saham atau setara dengan 79% kepemilikan.
“Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga saham Rp8.500 (16,3x PE 19F),” ujarnya.
