IMQ, Jakarta —
Bagi masyarakat umum, pasar modal atau berinvestasi saham adalah sebuah misteri yang menakutkan. Mitos-mitos miring terkait investasi saham seolah menjadi hantu yang menakutkan. Padahal pasar modal merupakan sarana berinvestasi yang sangat menarik, di samping jenis investasi-investasi lainnya.
Investasi saham adalah suatu mekanisme trading di pasar modal (seperti Bursa Efek Indonesia) yang dapat dilakukan secara langsung (individu) melalui on-line trading atau melalui manajer investasi yang merancang reksadana (mutual funds). Investasi saham sangat direkomendasikan untuk jangka panjang (long term), namun berapa lama Anda berinvestasi tentunya ada di tangan Anda.
Lalu muncul pertanyaan mendasar: Saham apa yg harus dibeli? Strategi investasi apa yang akan dipakai? Atau kapan kita membeli atau menjual saham dan sebagainya.
Banyak skema berinvestasi saham yang menawarkan untuk menjadi orang kaya dengan cepat, namun tidak jarang justru menjadikan kita miskin dalam sekejap. Mohon dipahami oleh kita semua bahwa investasi saham merupakan proses menjadi kaya secara perlahan (get rich-slow). Jadi tentunya, membutuhkan kecerdasan, wisdom, kesabaran dan temperamen yang terkendali.
Untuk itu, marilah kita pahami seluk beluk investasi saham dengan baik dan benar karena banyak di antara kita telah belajar dari penderitaan dan kepedihan berinvestasi saham sebelumnya.
Dalam berinvestasi saham, hal-hal yang sangat fundamental untuk dipahami adalah sebagai berikut:
1. Memahami bisnis emiten (perusahaan) yang akan kita beli.
Pilihlah perusahaan (saham) yang bisnisnya mudah dipahami seperti perkebunan, mining, banking, infrastruktur, consumer goods ataupun lainnya. Anda disarankan memilih saham yang bisnis modelnya tidak terlalu rumit alias 'njlimet' misalnya 'hi-tech company'. Maka carilah saham yang telah bertahan lama (minimal 10 tahun), manajemen solid, profesional dan etis.
Selain itu prioritaskan saham yang likuiditasnya tinggi agar kita terhindar dari liquidity risk. Bila Anda memahami dengan baik model bisnis saham tersebut maka prediksi atau estimasi pergerakan harganya akan lebih mudah. Jika Anda tidak memahami bisnis emiten saham, sebaiknya jangan beli sampai Anda mengetahui faktor-faktor utama yang menggerakkan harganya.
2. Pasar saham sangat volatile/fluktuatif sehingga berpotensi menciptakan risiko investasi atau trading yang tinggi.
Dalam konteks trading, volatilitas harga saham yang tinggi berpotensi menciptakan keuntungan (capital gain) besar sesuai dengan tingkat fluktuasinya. Untuk itu, Anda harus memahami 'market timing theory' sederhana, yaitu belilah saham ketika pasar sedang bearish (downtrend) dan sebaliknya menjual pada saat harga dinilai sudah terlalu tinggi dibandingkan nilai wajar (fair value)-nya.
Idealnya, para investor melakukan pembelian saham berfundamental baik pada saat krisis ekonomi global 2008 lalu. ketika itu hampir semua saham bagus di BEI dijual sangat murah (discount up to 70%) hanya karena rasa khawatir (fear) yang berlebihan. Investor saham tersukses di dunia, Warren Buffet, menyarankan kepada kita semua: “Takutlah saat kebanyakan orang menjadi serakah, dan beranilah saat orang-orang tersebut ketakutan."
3. Banyak investor sukses tanpa harus mengandalkan pendapat analis ataupun pakar saham.
Hasil analisis atau rekomendasi investasi yang mereka lontarkan terkadang jauh dari kenyataan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain analisis lemah, timing yang kurang tepat, conflict of interest tertentu, dan ada perbedaan persepsi antara analis dengan investor.
Kadangkala pendapat para analisis disajikan sangat rumit sehingga Anda menjadi bingung sendiri dalam mengambil keputusan. Selain itu, banyak rekomendasi para investor profesional yang hanya membuat Anda semakin pusing saja nantinya karena tersembunyi kepentingan terselubung. Selain itu, para 'big players' kerap melakukan manipulasi harga dengan berbagai tujuan dan kepentingannya. Oleh karena itu, putuskan sendiri investasi Anda melalui metode analisis yang Anda yakini benar dan akurat.
4. Pelajari dan pahami analisis laporan keuangan perusahaan (Anda dapat mengikuti kursus singkat) agar Anda mengerti benar posisi keuangan emiten yang akan dibeli.
Pemahaman analisis dasar laporan keuangan dapat membantu Anda dalam menilai baik atau buruknya fundamental suatu saham. Ini hal penting. Di samping itu, analisis prospek bisnis saham terkait juga diperlukan karena pada dasarnya membeli saham sama dengan berinvestasi pada prospek bisnisnya.
Jadi, analisis kinerja keuangan historis (historical-current performance) harus kita kawinkan dengan prospek pertumbuhan bisnisnya (future growth opportunity), agar investasi kita semakin cerdas dan bijak. Banyak membaca majalah investasi dan pasar modal juga sangat disarankan, agar wawasan keuangan Anda terus meningkat dan ter-update sesuai perkembangan bisnis-ekonomi terbaru. Gunakan secara maksimal semua sumber informasi keuangan, seperti media bisnis, dan internet.
Selamat berinvestasi dengan benar!
