PT Timah Tbk melakukan penyetoran saham dalam bentuk tanah kepada PT Timah Karya Persada Properti dengan total seluas 92.358 meter persegi yang berlokasi di Mustikajaya, Bekasi, Jawa Barat.
Di tengah pandemi Covid-19, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS) mampu menekan laju biaya eksplorasi sepanjang Juli tahun ini, masing-masing 74,97% dan 87,40%.
PT TImah Tbk (TINS) menyatakan, keoptimistisan industri timah akan tumbuh sepanjang tahun ini, yang didukung dengan prediksi konsumsi logam timah dunia sepanjang tahun ini mencapai 349.000 metrik ton.
PT Timah Tbk membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk selama 2019 sebesar Rp611,284 miliar. Di tahun sebelumnya, entitas holding sektor migas ini mampu menorehkan laba sekitar Rp132,295 miliar.
PT Aneka Tambang Tbk telah mengeluarkan biaya eksplorasi pada Januari 2020 sebesar Rp1,42 miliar atau naik 13,6% dari periode serupa tahun lalu Rp1,25 miliar.
PT Timah Tbk mencatat biaya eksplorasi pada Desember 2019 mencapai Rp198,116 miliar atau meningkat 20% dibanding periode serupa tahun lalu sekitar Rp165 miliar.
Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS) Riza Pahlevi menyampaikan, pemerintah Indonesia sudah melakukan perbaikan regulasi dengan membuat aturan tentang neraca cadangan dan verifikasi oleh Competent Person Indonesia (CPI).
PT Timah Tbk (TINS) telah menyelesaikan penerbitan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I tahap II 2019 dan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap II 2019 masing-masing senilai Rp880 miliar dan Rp331 miliar.
PT Timah Tbk telah mengeluarkan biaya eksporasi pada Juli tahun ini sebesar Rp98,189 miliar atau turun 5,58% dari bulan serupa tahun lalu Rp103,992 miliar.
PT Timah Tbk membukukan pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilk entitas induk pada kuartal I 2019 sekitar 452,30% menjadi Rp301,273 miliar dari periode serupa tahun lalu hanya Rp54,548 miliar.
PT Timah Tbk (TINS) mencatat penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk periode yang berakhir 30 September 2018 sekitar 14,98% yoy menjadi Rp255,545 miliar dari Rp300,573 miliar.
Direktur Utama PT Timah Tbk Riza Pahlevi Tabrani menyatakan, akan memfasilitasi keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 PQ LQP, yang ingin ke Jakarta.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menyatakan, PT Timah Tbk akan membagikan dividen dengan pay out ratio sekitar 30-35%.
PT Timah Tbk (TINS) mencatat perolehan laba tahun berjalan sepanjang 2017 sebesar 99,39% atau menjadi Rp502,417 miliar, dibandingkan capaian tahun sebelumnya hanya Rp251,969 miliar.
Produksi timah Myanmar diperkirakan menurun seiring reserve yang lebih rendah. Sementara produksi bijih timah China diperkirakan bakal stagnan sekitar 170 ribu ton.
PT Timah Tbk (TINS) telah mengeluarkan biaya untuk kegiatan eksplorasi di darat maupun di laut di daerah Bangka Belitung sampai dengan Desember 2017 sebesar Rp181,933 miliar.
PT Timah Tbk (TINS) dan Topwiede Venture Ltd menjalin kerja sama dan berkolaborasi guna melakukan studi kelayakan untuk investasi, survei pemetaan geologi, pengeboran eksplorasi awal, serta perolehan sampel.
PT Timah (Persero) Tbk (TINS) telah menghabiskan biaya eksplorasi baik di darat maupun di laut di kawasan Bangka dan Belitung sampai dengan Juni 2017 sekitar Rp70,121 miliar.
PT Timah (Persero) Tbk berhasil menorehkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk selama kuartal I 2017 sebesar Rp66,522 miliar dari rugi yang mencapai Rp138,988 miliar.
PT Timah (Persero) Tbk telah menghabiskan biaya eksplorasi baik di darat dan laut selama April 2017 sebesar 44,60% atau menjadi Rp53,129 miliar dari capaian kurun waktu serupa tahun lalu Rp36,740 miliar.
PT Timah (Persero) Tbk (TINS) telah menghabiskan biaya eksplorasi baik di darat maupun di laut di kawasan Bangka dan Belitung sampai dengan Februari 2017 sekitar Rp21,417 miliar.
PT Timah Tbk (TINS) hingga Desember 2016 telah mengeluarkan biaya eksplorasi baik di darat maupun di laut di kawasan Bangka dan Belitung sekitar Rp126,03 miliar.
PT Timah (Persero) Tbk berhasil menurunkan biaya eksplorasi selama September 2016 atau sekitar 19,22% menjadi Rp88,205 miliar dari Rp109,194 miliar pada bulan serupa tahun lalu.
PT Timah (Persero) Tbk mencatat rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas publik sepanjang semester I 2016 sebesar Rp32,870 miliar. Padahal, periode serupa tahun lalu berhasil mengantongi laba Rp5,026 miliar.
PT Timah (Persero) Tbk berhasil menekan biaya eksplorasi selama Juli 2016 sekitar 11,55% menjadi Rp73,872 miliar dari Rp83,527 miliar pada bulan serupa tahun lalu.
PT Timah (Persero) Tbk berhasil menekan biaya eksplorasi sampai dengan Mei 2016 sekitar 36,38% menjadi Rp43,978 miliar dari Rp69,127 miliar pada bulan serupa tahun lalu.
PT Timah (Persero) Tbk mencatat peningkatan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas publik pada kuartal I 2016 sebesar 2.061% atau menjadi Rp138,851 miliar, dari Rp6,423 miliar pada periode serupa tahun lalu.
PT Timah (Persero) Tbk memperkirakan kinerja keuangan pada triwulan pertama tahun ini masih tertekan, menyusul harga rata-rata penjualan komoditas timah masih di kisaran US$15.500 per metrik ton.
PT Timah (Persero) Tbk telah mengeluarkan biaya eksplorasi selama Februari 2016 sebesar Rp18,653 miliar, lebih besar 30,95% dibandingkan periode serupa tahun lalu hanya Rp14,244 miliar.
PT Timah (Persero) Tbk berencana melakukan penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) anak usaha yang bergerak di bidang rumah sakit dalam dua tahun mendatang.
PT Timah (Persero) Tbk berencana membangun PLTU Mulut Tambang di Sumatera Selatan berkapasitas 2x150 megawatt, dengan kebutuhan dana sekitar Rp3 triliun.
Pemerintah berencana menetapkan pay out ratio dividen (PORD) PT Timah (Persero) Tbk sebesar 30% atau Rp191,39 miliar dari laba bersih tahun 2014 sekitar Rp637,97 miliar.
PT Timah Tbk (TINS) telah mengeluarkan biaya eksplorasi baik di darat maupun di laut, Bangka Belitung dan Kundur hingga Februari 2015 senilai total Rp14,24 miliar.
PT Timah (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas publik sebesar Rp637,97 miliar pada 2014, lebih tinggi 9,8% dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya Rp580,54 miliar.
Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno menyatakan, rasio pembayaran dividen tahun anggaran 2015 perusahaan tambang, PT Pertamina Persero, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk berpotensi turun.
PT Timah Tbk membukukan perolehan laba komprehensif periode berjalan pada sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp341,45 miliar, meningkat 141,34% dibandingkan periode serupa tahun lalu Rp141,48 miliar.
PT Timah Tbk (TINS) mulai melebarkan sayap bisnis ke bidang properti, dengan membangun kawasan mixed use di Bekasi, Jawa Barat, di lahan seluas 176 hektar.
PT Timah Tbk (TINS) telah memeroleh persetujuan penggunaan nilai buku dari Dirjen Pajak dalam rangka penggabungan usaha antara perseroan dan PT Tambang Timah.
PT Timah Tbk (TINS) hingga Agustus 2014 telah mengeluarkan biaya eksplorasi baik di darat maupun di laut, Bangka Belitung dan Kundur senilai Rp47,36 miliar.
PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp202,45 miliar, lebih tinggi 47,86% pada semester I 2014, dibanding periode serupa tahun lalu Rp137,69 miliar.
PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan penurunan penjualan logam timah sepanjang kuartal I-2014 sekitar 25,36% menjadi 4.344 Mton dari 5.820 Mton periode serupa tahun sebelumnya.
Emiten pertambangan miliki BUMN, PT Timah Tbk (TINS) hingga akhir Februari 2014 telah merealisasikan biaya operasional (Opex) dan investasi untuk kegiatan eksplorasi senilai Rp10,70 miliar.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk (TINS) Agung Nugroho mengatakan, pabrik (mini plant) pengolahan logam tanah jarang (rare earth) yang berlokasi di Kepulauan Bangka Belitung akan berkapasitas awal 500-1.000 kilogram per hari.
PT Timah Tbk (TINS) mencatat pertumbuhan laba bersih 2013 sebesar 19% menjadi Rp515,1 miliar atau Rp108 per saham, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp431,6 miliar atau Rp80 per saham.
Emiten pertambangan miliki BUMN, PT Timah Tbk (TINS) hingga akhir Desember 2013 telah merealisasikan biaya operasional (opex) dan investasi untuk kegiatan eksplorasi senilai Rp177,64 miliar.