Dirikan Street Mall pertama dan fasilitas penunjang di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pulau Morotai, Maluku Utara, PT Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya, PT Jababeka Morotai menggandeng PT Binamitra Kwartasedaya.

Kerjasama tersebut dimulai dengan penandatangan surat perjanjian kerjasama yang diwakili oleh Direktur Utama PT Jababeka Morotai, Basuri Tjahaja Purnama dan Setiawan Mardjuki selaku Direktur, dengan Direktur PT Binamitra Kwartasedaya Laurencius Wisnu Budiman.

Direktur Utama PT Jababeka Morotai Basuri Tjahaja Purnama mengatakan, pihaknya akan menyediakan lahan kurang lebih 17.000 m2 yang terletak di KEK Morotai, DesaFalila, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.

“PT Binamitra Kwarta sedaya bertanggung jawab untuk melakukan pengembangan pariwisata berupa pembangunan street mall dan fasilitas penunjang lainnya di KEK Morotai,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/8).

Menurut Basuri, harus ada strategi yang tepat agar keberadaan street mall bisa menghidupkan KEK Morotai, salah satunya membuat event tahunan skala besar, kemudian event skala sedang dan kecil

"Kami terus berjuang untuk membangun KEK Morotai sebagai kawasan industri dan kota baru. Dengan perjanjian kerjasama ini, kami ingin merealisasikan satu kota baru di Morotai yang akan menjadi tempat untuk menunjang ekonomi dan wisata,” paparnya.

Lebih lanjut, street mall yang berjumlah 115 unit ruko ini, akan menjadi entertain mall untuk masyarakat sekitar dan pendatang serta wisatawan.

“Diharapkan dengan dibangunnya Street Mall sebagai pusat komersial dan kuliner di Pulau Morotai, bisa menarik merek-merek terkemuka untuk membuka outletnya seperti Starbucks, McDonald, KFC, H&M, Boga Group dengan jaringan restorannya seperti Kimukatsu, PepperLunch, Sushi Yay, Bento Yay, Shaburi, Paradise Inn, Paradise Dinasty, dan lain-lain,” ujarnya.

Sedangkan Direktur dari PT Binamitra Kwartasedaya Laurencius Wisnu Budiman menambahkan, Kawasan Ekonomi Khusus Morotai menawarkan peluang bisnis yang baik jika memiliki strategi bisnis yang tepat.

"Banyak peluang dan kesempatan di daerah pinggir Indonesia karena prasarana dan sarananya masih minim. Namun tetap ada tantangannya, berjalan lancar atau sebaliknya bergantung strateginya,” tegasnya.